FOTO HASIL Ekstrakulikuler SMPN 5 Tarakan
Guru : Supriyati
By : Miss Muji
a. Pendekatan Nilai Pi (π)
Percobaan:
1.
Menentukan Nilai Pendekatan untuk Perbandingan Keliling terhadap
Diameter Lingkaran
Kegiatan Siswa:
1.
Menentukan keliling lingkaran terlebih dahulu. Dengan langkah:
a.
Menggambar lingkaran dengan
piring diatas sebuah karton putih ukuran piring setiap kelompok memiliki piring
yang berbeda-beda. Kemudian menggambarnya dengan menggunakan spidol agar supaya
agak tebal garis busurnya.
b.
Setelah menggambar, masukkan sebuah benang pada jarum
c.
Tancapkan jarum yang sudah dililit benang pada ujung busur lingkaran
d.
Benang di putar mengelilingi busur lingkaran
e.
Kemudian diukur dengan mistrar = Keliling
Lingkaran
2.
Untuk gambar lingkaran digunting, karena diameternya tidak diketahui
maka tentukan dengan langkah:
a.
Menjiplak permukaan lingkaran dengan suatu benda
b.
Hasil jiplakan lingkaran digunting
c.
Setelah digunting maka akan menghasilkan berupa gambar lingkaran
d.
Lingkaran dilipat sehingga saling menutupi dengan tepat, maka bekas
lipatan tersebut merupakan garis tengah dan diameter lingkaran.
e.
Kemudian ukur lipatan lingkaran = diameter lingkaran
3.
Buatlah beberapa gambar dan percobaan lainya! Dengan memasukan ukuran
keliling dan diameternya pada tabel dibawah berikut!
Lingkaran
|
Diameter
|
Keliling
|
Keliling Lingkaran
Diameter
|
1.
2.
3.
4.
|
. . . cm
. . . cm
. . . cm
. . . cm
|
. . . cm
. . . cm
. . . cm
. . . cm
|
Berdasarkan tabel yang kamu buat, tentukan nilai rata-rata untuk
hasil keliling Lingkaran
diameter
dengan
pembulatan sampai dengan dua decimal.
a.
Kesimpulan apa yang dapat ditarik tentang nilai tersebut?
b.
Apakah nilai ini berlaku untuk sembarang lingkaran?
Hasil percobaan disebut dengan pendekatan pi (π),
tidak dapat dinyatakan secara tepat dalam bentuk pecahan biasa maupun pecahan
desimal. Oleh karena itu pi disebut dengan bilangan irrasional dengan
pembulatan sampai dua tempat desimal:
1.
Dengan pecahan biasa, maka
=
2.
Dengan pecahan desimal, maka
= 3,14 ( pembulatan sampai dua tempat desimal
)
b.Menentukan Keliling dan Luas lingkaran
1.1
Keliling lingkaran
Dari rumus : keliling lingkaran =
Diameter
Jika K
adalah Keliling Lingkaran dan d adalah diameter, maka K =
Jadi, K =
x d
Karena
d = 2r, maka K = π x 2r
= 2πr
Untuk Keliling lingkaran K = π x d atau K = 2πr
Dengan: d = diameter, r
= jari-jari, π = 22/7 atau 3,14
1.2
Luas Lingkaran
Maka: L = π r2
Dengan L = Luas
Lingkaran, r = jari-jari lingkaran
c. Menghitung Keliling Lingkaran
1.
Soal-soal
a.
Tentukan keliling lingkaran jika diketahui diameternya sama dengan
14cm
Jawab:
d = 14 cm
Keliling
Lingkaran = π x d = 22/7 x 14 = 44cm
b.
Pak Mudi, membuat roda andong(delman), diminta membuat roda dengan
syarat sekali putaran roda tersebut dapat menempuh jarak kurang lebih 4,7m.
Berapa panjang jari-jari roda tersebut?
Jawab:
K = 4,7m =
470Cm
K = πd = 2πr
r = K/2π
= 470 : (2 x 3,14)
= 470 : 6,28
= 74,84
= 75 cm *
Jadi jari-jari roda adalah 75cm
d. Menghitung Luas Lingkaran
1 .
Soal-soal
a.
Diketahui luas sebuah lingkaran 6,16 m2.
Tentukan:
1.
Diameter lingkaran
2.
Keliling Lingkaran
Jawab:
L = 6,16 cm2
= 61.600 cm2
1.
π x r2 = 61.600
r2 =
61.600 : π = 61.600 :
= 61.600 x
= 2.800 x 7
= 19.600
r =
= 140 cm
Diameter: d =
2r = 2 x 140 = 280 cm
2.
Keliling Lingkaran:
K = 2πr
= 2 x
x 140 =
880 cm
b.
Hitunglah luas lingkaran yang mempunyai keliling
154cm
Jawab:
K =
154cm
2πr = 154
r = 154
: 2π
r = 154
: (2 x 22/7)
r = (154
x 7) : 44
r =
1.078 : 44
r = 24,5
cm
c.
Sebuah alat penyiram taman dapat menyemprotkan
air secara berputar, sehingga menghasilkan daerah penyiraman berbentuk
lingkaran. Jika jarak semprotan terjauh dari alat itu adalah 15m, berapa luas
taman yang dapat disiram dengan alat itu?
Jawab:
Daerah penyiraman berbentuk lingkaran dengan
jari-jari = jarak terjauh dari air yang disemprotkan, yaitu 15m, maka:
Luas taman yang disiram = Luas lingkaran dengan
jari-jari 15m
=
x r2
=
3,14 x 15 x 15
=
3,14 x 225
=
706,5 m2
e. Proses Menghitung Keliling dan Luas Lingkaran Terstruktur
LINGKARAN
1. Pengertian Lingkaran dan Bidang Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan semua titik di sebuah
bidang datar memiliki jarak yang sama dari suatu titik tetap pada bidang
tersebut. Titik tetap pada bidang itu disebut dengan titik pusat lingkaran.
Adapun jarak yang sama dari satu titik ke titik yang lain disebut dengan jari-jari
lingkaran. Bidang lingkaran adalah daerah yang dibatasi dengan lingkaran. Tentu
saja berbeda antara lingkaran dan bidang lingkaran. Dengan benang kita dapat
mengkontekstualkan lingkaran sedangkan dengan tripleks atau karton dapat
mengkontekstualkan bidang lingkaran.
Perhatikan Gambar dibawah ini!
2. Unsur-unsur Lingkaran ebuah lingkaran dengan titik pusat di-O
|
Tali busur yang melalui titik pusat lingkaran
disebut dengan diameter
atau garis tengah lingkaran. Pada gambar diatas ruas garis AC merupakan
diameter lingkaran. Diameter lingkaran dilambangkan dengan ‘d’ hubungan antara
jari-jari dengan diameter lingkaran adalah d = 2r
d. Apotema adalah ruas garis yang ditarik dari titik
pusat lingkaran tegak lurus pada sebuah
tali busur. Apotema juga bisa disebut dengan jarak titik pusat lingkaran dengan
tali busur tertentu. Pada gambar ruas garis OF merupakan apotema.
e. Busur adalah bagian dari keliling lingkaran dan
dilambangkan dengan garis lengkung. Busur yang kurang dari setengah keliling
lingkaran disebut dengan busur kecil. Sedangkan busur yang lebih dari
setengah lingkaran disebut dengan busur besar.
1. Bagian-bagian Lingkaran
Bagian Lingkaran dapat dibagi menjadi dua
yaitu : juring atau sektor dan tembereng
a. Juring atau sektor
Adalah daerah didalam lingkaran yang dibatasi
oleh dua buah jari-jari lingkaran dan busur lingkaran dihadapan sebuah sudut
pusat yang dibentuk dua jari-jari tersebut. Juring dengan sudut pusat kurang
dari 1800 dinamakan dengan juring kecil. Sedangkan juring dengan sudut pusat
lebih dari 1800 dinamakan juring besar.
Ket:
Apabila tidak ada keterangan, yang dimaksud dengan juring AOB adalah
Juring kecil AOB
b. Tembereng
Adalah daerah yang dibatasi oleh busur lingkaran
dan tali busurnya. Tembereng dengan sudut pusat kurang dari 1800
maka disebut dengan tembereng kecil dan tembereng dengan sudut pusat
lebih dari 1800 disebut dengan tembereng besar.
1. Apa supervisi klinis
itu?
Supervisi
klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui
siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis
yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
2.
Mengapa supervisi klinis diperlukan?
Beberapa
alasan mengapa supervisi klinis diperlukan, diantaranya:
龠 Tidak ada balikan dari
orang yang kompeten sejauh mana praktik profesional telah memenuhi standar
kompetensi dan kode etik
龠 Ketinggalan iptek dalam
proses pembelajaran
龠 Kehilangan identitas
profesi
龠 Kejenuhan profesional
(bornout)
龠 Pelanggaran kode etik yang
akut
龠 Mengulang kekeliruan secara
masif
龠 Erosi pengetahuan yang sudah
didapat dari pendidikan prajabatan (PT)
龠 Siswa dirugikan, tidak
mendapatkan layanan sebagaimana mestinya
龠 Rendahnya apresiasi dan
kepercayaan masyarakat dan pemberi pekerjaan
3.
Apa tujuan supervisi klinis?
Secara
umum tujuan supervisi klinis untuk :
龠 Menciptakan kesadaran guru
tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.
龠 Membantu guru untuk
senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
龠 Membantu guru untuk
mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul dalam proses pembelajaran
龠 Membantu guru untuk dapat
menemukan cara pemecahan maslah yang ditemukan dalam proses pembelajaran
龠 Membantu guru untuk
mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan.
4.
Apa karakteristik supervisi klinis?
Supervisi
klinis memiliki karakteristik sebagai berikut:
龠 Perbaikan dalam
pembelajaran mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan
bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.
龠 Fungsi utama supervisor
adalah menginformasikan beberapa keterampilan, seperti: (1) keterampilan
menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, (2) keterampilan
mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran, (3) keterampilan dalam
proses pembelajaran.
龠 Fokus supervisi klinis adalah:
(1) perbaikan proses pembelajaran, (2) keterampilan penampilan pembelajaran
yang memiliki arti bagi keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran dan
memungkinkan untuk dilaksanakan, dan (3) didasarkan atas kesepakatan bersama
dan pengalaman masa lampau.
5.
Apa prinsip-prinsip dalam supervisi klinis?
Beberapa
prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan supervisi klinis, adalah:
龠 Hubungan antara supervisor
dengan guru, kepala sekolah dengan guru, guru dengan mahasiswa PPL adalah mitra
kerja yang bersahabat dan penuh tanggung jawab.
龠 Diskusi atau pengkajian
balikan bersifat demokratis dan didasarkan pada data hasil pengamatan.
龠 Bersifat interaktif,
terbuka, obyektif dan tidak bersifat menyalahkan.
龠 Pelaksanaan keputusan
ditetapkan atas kesepakatan bersama.
龠 Hasil tidak untuk
disebarluaskan
龠 Sasaran supervisi terpusat
pada kebutuhan dan aspirasi guru, dan tetap berada di ruang lingkup
pembelajaran.
龠 Prosedur pelaksanaan berupa
siklus, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap
siklus balikan.
6.
Bagaimana prosedur supervisi klinis?
Pelaksanaan
supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus yang terdiri dari tiga tahap
berikut :
龠 Tahap perencanaan awal.
Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: (1) menciptakan
suasana yang intim dan terbuka, (2) mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi
tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan lain-lain yang
terkait dengan pembelajaran, (3) menentukan fokus obsevasi, (4) menentukan alat
bantu (instrumen) observasi, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan obeservasi.
龠 Tahap pelaksanaan
observasi. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
(1) harus luwes, (2) tidak mengganggu proses pembelajaran, (3) tidak bersifat
menilai, (4) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses
pembelajaran sesuai kesepakatan bersama, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan
observasi.
龠 Tahap akhir (diskusi
balikan). Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: (1)
memberi penguatan; (2) mengulas kembali tujuan pembelajaran; (3) mengulas
kembali hal-hal yang telah disepakati bersama, (4) mengkaji data hasil
pengamatan, (5) tidak bersifat menyalahkan, (6) data hasil pengamatan tidak
disebarluaskan, (7) penyimpulan, (8) hindari saran secara langsung, dan (9)
merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai tindak lanjut proses
perbaikan.